Selasa, 09 Desember 2014

MAKALAH KELENJAR



STRUKTUR JARINGAN HEWAN
  


KELENJAR

PERTUMBUHAN KELENJAR
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan substansi khusus untuk bagian lain dalam tubuh dimana substansi tersebut dikeluarkan melalui proses sekresi dan ekskresi. Kelenjar terbentuk dari sel-sel epitel yang mengadakan invasi kemudian memperbanyak diri (poliferasi) dan berdiferensiasi untuk membentuk kelenjar.
Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Krin berasal dari kata krinos yang berarti memisahkan atau menghasilkan. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan di atas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan, yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya.
KLASIFIKASI KELENJAR
I.     KELENJAR EKSOKRIN


Kelenjar eksokrin mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya (ekskret) dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh, misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan,  misalnya pada kelenjar dinding usus. Getah dari kelenjar eksokrin biasanya berupa lendir atau lilin selain itu sekret yang dihasilkan juga dapat berupa enzim, keringat, atau ludah bahkan ada juga yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan sekret berupa racun. Sel-sel yang menghasilkan sekret tersebut dinamakan eksokrinosit.
Secara morfologi kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, kelenjar eksokrin dapat digolongkan ke dalam :

I.     Kelenjar uniseluler

Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala atau sel goblet, seperti contoh gambar.

II.  Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi :
1.    Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.

2.    Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat dan jumlahnya paling banyak.

Kelenjar multiseluler ekstraepitelial dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1)   Pars secretoria, yaitu bagian yang
menghasilkan sekret
Berdasarkan bentuk pars sekretorianya, dapat dibedakan menjadi:
·      Kelenjar alveoler berbentuk seperti labu
·      Kelenjar asiner berbentuk mirip kelenjar alveoler tetapi lebih bulat
·      Kelenjar tubuler berbentuk seperti pipa. Terdapat kelenjar tubuler berbentuk lurus, bergelung, dan bercabang.
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi:
·      kelenjar monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat)
·      kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea)
2)   Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.
Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :

1)   Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
ü Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
ü Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
ü Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
2)   Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).
3)   Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland).
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .
4)   Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.
Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :
1.    kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya testis dan ovarium)
2.    kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
a.    Kelenjar mukosa
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk lendir.
·      Sekresi mengandung berbagai mucin yang terdiri dari karbohidrat glikoprotein. Ketika mucin menggabungkan dengan air, mereka membentuk larutan kental dikenal sebagai lendir yang memiliki proteksi yang penting dan fungsi pelumas pada permukaan epitel. Penutup lendir pada permukaan epitel apikal merupakan komponen penting dari imunitas bawaan.
·      Struktur unit sekretori mukosa sebagian besar tabung dan terdiri dari piramida tinggi untuk sel sekretori kolumnar. Meskipun sitoplasma sel-sel mengandung banyak butiran musin (mucigens), pewarnaan mereka dengan pewarna standar (misalnya, H & E) miskin dan membuat sitoplasma pucat dalam beberapa bagian. Namun, dengan PAS atau noda musin lainnya, mucigens sitoplasma mereka erat - dikemas yang berwarna cerah. Nuclei dengan skuamosa seperti penampilan dan organel lainnya bersifat merata di dasar sel karena mucigens berlimpah. Sebagian besar ini perataan tampaknya artifactual karena pembengkakan mucins selama pemrosesan, namun penampilan yang khas unit musin ini kontras ditandai dengan kelenjar serous
b.   Kelenjar serosa
Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin. Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis.
·      Sekresi terdiri dari suatu cairan [L. serum = whey], yang mengandung protein dan komponen lainnya, termasuk zymogens, senyawa bakterisida, dan ion.
·      Struktur unit sekretori serosa asinar adalah [L. acinus = anggur, berry] dan terdiri dari sel-sel piramidal pendek disusun di sekitar lumen kecil. Secara karakteristik, inti adalah basal di lokasi, tetapi berbentuk bulat dan dikelilingi oleh sitoplasma jelas basophilia karena RER. Apikal sitoplasma biasanya mengandung banyak butiran sekretori.
c.    Kelenjar campuran
Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa. Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
·      Demilunes serosa adalah kelompok berbentuk bulan sabit sel serosa yang muncul untuk topi ujung distal unit sekretori mukosa unit campuran (juga disebut crescent dari Giannuzzi atau c . Dari Heidenhain). Meskipun struktur ini telah lama digambarkan sebagai entitas diskrit, mereka mungkin sebagian besar disebabkan oleh artefak fiksasi, yang hasil dari pembengkakan mucins dalam unit sekretori dicampur. Artefak atau tidak, struktur ini tidak menyediakan landmark histologis penting untuk membedakan berbagai jenis kelenjar.
·      Kanaliculi antarsel, terletak di antara sel-sel mukosa kelenjar campuran , telah digambarkan sebagai saluran sekresi halus yang menghubungkan sel-sel serous demilunes dengan lumen pusat. Struktur mereka mungkin juga sebagian besar disebabkan oleh artefak fiksasi yang menghasilkan perpindahan sel serosa dalam unit campuran untuk membentuk demilunes .
Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :


1.    Kelenjar merokrin
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut disekresikan (glandula sudorifera seperti pada gambar di samping)
2.    Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale).
3.    Kelenjar holokrin
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea seperti pada gambar di samping).

II.  SEL MIO-EPITEL
Sel ini berasal dari epitel tetapi bersifat kontraktil seperti sel otot. Sel tersebut terletak diantara membrane basalis dan sel-sel epitel kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi untuk membantu mendorong sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya tonjolan-tonjolan sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.

III.   ORGANISASI HISTOLOGIS KELENJAR EKSOKRIN
Pada umumnya kesatuan-kesatuan kelenjar bergabung membentuk kelenjar besar, sehingga masing-masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran yang lebih besar. Seluruh kelenjar tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan pengikat yang melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam dari kelenjar sehingga seluruh kelenjar tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang membatasi dinamakan septum interlobaris. Selajutnya jaringan pengikat tersebut juga membagi-bagi kelenjar dalam satuan yang lebih kecil yang dinamakan lobulus.
Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah menuju ke satu arah yaitu kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama kelenjar tersebut menerima saluran dari setiap lobus yang dinamakan duktus lobaris. Saluran ini menerima duktus interlobularis yang berjalan dalam septum interlobularis. Duktus interlobularis menerima saluran yang lebih kecil dari lobulus yang dinamakan duktus intralobularis yang hanya sedikit dibungkus oleh jaringan pengikat. Duktus intralobularis menerima sekret kelenjar melalui duktus intercalaris yang menampung langsung dari pars secretoria atau melalui canalicali intercellularis yang merupakan celah-celah diantara masing-masing sel-sel kelenjar.



IV.   KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah tenunan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini akhirnya di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin. Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan ke permukaan.
Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka disekitar kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan kelenjar endokrin dialirkan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar tanpa saluran (ductless gland). Karena zat-zat yang dihasilkan disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel kelenjar endokrin itu sendiri, maka kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar yang menghasilkan zat-zatnya ke dalam tubuh (glands of internal secretion).
Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon yang berasal dari kata harmao, yang berarti pembangkit aktivitas, adalah sebuah zat kimia organik. Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya, maka hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun harus di timbun terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel (glandula thyroidea).
Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, dan selaput lendir usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis cerebri).
Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pancreas dimana kelenjar endokrin sebagai pulau-pulau diantara kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin sebagai insula langerhans.

V.      PENELITIAN TERKAIT DENGAN KELENJAR
A.  Melacak Lisozim pada Kelenjar Ludah Sapi
Pendahuluan
Lisozim bersifat bakteriolitik dengan cara merusak ikatan glikosida pada dinding bakteri sehingga pelacakan sel penghasil lisozim pada kelenjar ludah sapi perlu dilakukan. Dalam penelitian ini, sel penghasil lisozim diperiksa menggunakan teknik pewarnaan histologi dan imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelenjar parotis sapi bersifat serous murni.
Kelenjar submandibularis bagian asinarnya terdiri atas sel-sel serus dan sel-sel mukous. Sel-sel asinar mukous terlihat lebih dominan jika dibandingkan dengan sel-sel asinar serous. Sel-sel asinar kelenjar parotis sapi bereaksi positif dengan intensitas sedang terhadap pewarnaan imunohistokimia. Sel-sel epitel duktus kelenjar bereaksi sedang sampai dengan kuat. Pola sebaran lisozim yang terdeteksi pada penelitian ini menunjukkan kemiripan dengan hewan mamalia pada umumnya. Sel-sel asiner serous pada kelenjar submandibualaris memberikan reaksi positif dengan intensitas rendah sampai dengan sedang dan sel-sel epitel duktus kelenjar dengan intensitas kuat. Lisozim ditemukan pada bagian sel-sel asiner serous dan sel-sel epitel duktus kelenjar parotis dan submandibularis.
Kelenjar submandibularis dan parotis merupakan kelenjar ludah utama pada hewan mamalia. Kedua kelenjar ini menghasilkan sekreta yang disebut air liur. Air liur mengandung air, elektrolit, protein, dan karbohidrat.
Sel-sel penghasil lisozim pada kelenjar ludah sapi sangat diperlukan agar dapat dijadikan landasan ilmiah dalam usaha pemurnian dan produksi bahan bioaktif lisozim sebagai antibakteri yang dapat digunakan dalam penelitian dan terapi biomedis, baik secara in vivo ataupun in vitro (kultur jaringan).
Pada penelitian ini digunakan organ kelenjar ludah dari 10 ekor sapi. Sampel organ diambil langsung setelah hewan dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH). Jaringan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin eosin dan pewarnaan imunohistokimia. Pewarnaan HE digunakan untuk melihat struktur umum dari jaringan kelenjar ludah sapi. Sebarab dan kandungan lisozim pada kelenjar ludah dideteksi dengan pewarnaan imunohistokimia.
Hasil Penelitian
Struktur Umum
Dari hasil pengamatan berhasil diperoleh gambaran struktur histologi kelenjar parotis dan kelenjar submandibularis sapi. Kelenjar ludah secara umum terdiri atas ujung-ujung kelenjar (sel-sel asinar) dan alat penyalur liur (duktus). Jumlah sel-sel asinar pada kelenjar ludah mencapai 91% dari jumlah keseluruhan sel yang ada, sedangkan sisanya 9% terdiri atas sel duktus, pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat. Sel-sel asinar pada ujung-ujung kelenjar berfungsi sebagai penghasil sekret utama yaitu air liur, sedangkan duktus berfungsi menyalurkan sekret yang dihasilkan oleh sel-sel asinar menuju rongga mulut. Pada pemeriksaan histologis tampak bahwa kelenjar parotis dan kelenjar submandibularis memiliki lobulasi yang jelas dan setiap lobus terdiri atas beberapa lobulus.
Kelenjar Parotis
Sel-sel asinar kelenjar parotis umumnya bersifat serous, berbentuk piramid dengan inti bulat yang terletak di tengah dan sitoplasmanya bersifat asidofilik. Di dalam sitoplasma sel-sel serous terdapat butiran yang bersifat asidofilik. Butiran ini mempunyai ukuran yang bervariasi pada setiap hewan.
Kelenjar Submandibularis
Kelenjar submandibularis dari hewan yang diteliti bersifat campuran, bagian asinarnya terdiri atas sel-sel serous dan sel-sel mukous. Sel-sel asinar serous terletak di antara sel-sel asinar mukous. Sel-sel asinar serous pada kelenjar  submandibularis sama dengan sel-sel asinar pada kelenjar parotis. Sel-sel asinar serous pada kelenjar submandibularis tersusun di tepi sel-sel mukous sehingga nampak seperti bulan sabit (demiluna), dulu disebut sebagai demiluna serous.
Alat Penyalur atau Duktus Kelenjar
Duktus pada kelenjar parotis dan kelenjar submandibularis secara umum meliputi duktus interkalatus, duktus striatus, dan duktus ekskretorius. Ketiga alat penyalur tersebut dibedakan berdasarkan ukuran dan jenis sel-sel epitel penyusun dindingnya.

B.  Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Pare terhadap Gambaran Sel Epitel Kelenjar Prostat Tikus Putih
Pendahuluan
Buah pare (Momordica charantia), selain dikenal sebagai sayuran, juga digunakan sebagai obat. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pemberian infus daging buah pare (dosis 2500 mg/kg BB) dapat menurunkan berat kelenjar prostat dan secara histologis mengurangi ketebalan sel epitel kelenjar prostat tikus putih, tetapi pengaruhnya terhadap pembesaran kelenjar prostat jinak belum diketahui. Penelitian dilakukan pada tikus putih galur Wistar, dengan berat 200 - 250 gram, yang telah diinduksi dengan testosteron propionat selama 14 hari berturut-turut. Pemberian ekstrak etanol buah pare 70% dapat mengurangi berat dan ketebalan sel epitel kelenjar prostat tikus putih yang diinduksi dengan testosteron propionat. Perubahan yang terjadi: sel epitel terlihat berbentuk kuboid sampai pipih, permukaan sel rata, dengan inti oval atau bulat.
Pembesaran kelenjar prostat jinak merupakan pembesaran pada jaringan fibromuskular dan struktur epitel kelenjar. Tindakan bedah masih merupakan terapi utama dalam menangani kasus tersebut, tetapi pada dekade terakhir dilakukan pula beberapa terapi non-bedah. Obat-obatan yang dipakai terbagi dalam dua golongan, yaitu (1) penghambat alfa selektif (α1), misalnya prazosin, yang menyebabkan relaksasi otot polos pada kelenjar prostat, dan (2) terapi hormonal, misalnya finasterid, yang bekerja sebagai inhibitor kompetitif bagi 5-alfa reduktase, enzim yang diperlukan untuk mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron.
Gambaran morfologi sel epitel kelenjar prostat
Terlihat perubahan morfologi terutama pada pemberian dosis 600 mg/kg BB: sel epitel menjadi berbentuk kuboid sampai pipih, permukaan sel rata, dengan inti oval atau bulat. Sel epitel tidak sampai berubah menjadi bentuk skuamosa; inti sel juga tidak sampai rusak atau hilang. Pada perlakuan dengan akuades (sebagai kontrol), terlihat sel epitelnya berbentuk kolumner berwarna merah, permukaan sel rata, dengan inti bulat di tengah.
Hasil Penelitian
Pembesaran kelenjar prostat jinak merupakan pembesaran pada jaringan fibromuskular dan struktur epitel kelenjar prostat; dapat bersifat lambat sampai progresif. Penelitian ini belum memperlihatkan gambaran yang mirip dengan gambaran histopatologik pembesaran kelenjar prostat jinak seperti yang diharapkan. Sel epitel hanya terlihat hipertrofik. Keadaan tersebut dapat terjadi karena induksi testosteron propionat hanya diberikan selama 14 hari. Pemberian ekstrak etanol daging buah pare menyebabkan penurunan berat kelenjar prostat tikus putih dibandingkan dengan pemberian akuades.
Pemberian ekstrak etanol daging buah pare menyebabkan sel epitel kelenjar prostat terlihat lebih tipis dibandingkan dengan pemberian akuades. Pengurangan ketebalan sel epitel kelenjar prostat terlihat sangat bermakna pada dosis 600 mg/kg BB. Wuryantari (1990) menyatakan bahwa ekstrak buah pare dapat menurunkan kadar testosteron darah. Hal tersebut sesuai dengan teori perubahan metabolisme hormon androgen, yaitu penurunan testosteron akan menurunkan kadar 5α-dihidroreduktase. Penurunan ini akan menurunkan kadar DHT (dihidrotestosteron) dalam kelenjar prostat. Penurunan kadar DHT ini akan menghambat pertumbuhan sel epitel kelenjar prostat, sehingga akan mengurangi ketebalan sel epitel dan berat kelenjar prostat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar