Rabu, 03 Desember 2014

ANATOMI DAUN



MAKALAH
ANATOMI TUMBUHAN
DAUN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Perbedaan tipe daun (filome) Spermatophyta sangat beragam baik mengenai struktur dalam dan luar, maupun mengenai fungsinya.
Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoretis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Strukturjaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Sering kali jaringan fotosintesis bersama jaringan parenkin nonfotosintesis ditemukan bersama dalam daun dan korteks batang. Sifat yang penting dari daun adalah pertumbuhan apikalnya cepat berhenti.
Tipe daun dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu helai daun (foliage leaves) sebagai organ fotosintesis, katafil berupa sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, hipsofil yang merupakan braktea yang mengiringi bunga, serta kotiledon sebagai daun pertama dari tumbuhan.
1.2  Rumusan Masalah
1)   Jaringan apa saja yang menyusun tubuh daun?
2)   Bagaimana susunan anatomi pada epidermis daun?
3)   Bagaimana susunan anatomi pada mesofil daun dan apa saja bagian-bagian dari mesofil daun?
4)   Bagaimana anatomi dari jaringan penyokong daun?
5)   Bagaimana histologi dari daun Gymnospermae?
6)   Bagaimana cara perkembangan helai daun serta cara penggugurannya?
1.3  Tujuan
1)   Menyebutkan jaringan yang menyusun tubuh daun
2)   Menjelaskan susunan anatomi pada epidermis daun
3)   Menjelaskan susunan anatomi pada mesofil daun dan apa saja bagian-bagian dari mesofil daun
4)   Menjelaskan anatomi dari jaringan penyokong daun
5)   Menjelaskan histologi dari daun Gymnospermae
6)   Menjelaskan cara perkembangan helai daun serta cara penggugurannya


 
 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Epidermis Daun
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang  membentuk  lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya  daun keladi  dan daun pisang;  ada   yang berbulu  halus  misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan  modifikasi  epidermis  yang  berfungsi  untuk pertukarangas. Jaringan epidermis batang  ada  yang  membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau  membentuk rambut (trikoma)  sebagai alat  perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang  menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.

B.  Mesofil Daun
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan
protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Merupakan bagian yang paling banyak terdapat pada tumbuhan.
Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis.
Di antara jaringan epidermis dan empulur terdapat jaringan parenkima,jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai hampir disetiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup, struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat kloroplas. Sel- sel penyusun jaringan parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karena itu, sel- sel jaringan parenkim dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat fleksibel (lentur). Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis. Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Parenkim/Mesofil. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang. Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut daun dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan gula dan asam amino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan.
1.    Parenkim palisade
Parenkim pagar (palisade) merupakan tempat fotosintesis yang utamadan sel-sel memanjang yang terdapat di daun tepat di bawah jaringan epidermis karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan lainnya,dengan bentuk bulat memanjang /lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil /zat hijau daun. Parenkim pagar  berfungsi sebagai tempat fotosintesis.

2.    Parenkim spons
Parenkim bunga karang (jaringan spons) merupakan lapisan sel-sel yang tidak    teratur, banyak rongga udara, dan berada di bawah lapisan jaringan tiang. Pada bunga karang terdapat klorofil dalam jumlah kecil (tidak seperti palisade).Bunga karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis.

3.    Daun Xeromorf
Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas.
Daun xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan perubahan struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun xeromorf pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun pun juga berkembang.
Tumbuhan dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. Pengukuran ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
Faktor lingkungan memengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun, stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti padaRumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas.
Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada jaringan spons.  Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang baik pada daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis  lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang berdinding tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal, dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex portulacoides)

4.    Hidrofit
Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Faktor yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xilem mengecil, dan mempunyai ruang udara.
Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya sangat tipis. Sel epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai stomata hanya pada permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang disebut denganhydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam ke luar dan ke dalam tumbuhan.  Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis).


5.    Struktur Tangkai Daun
Jaringan tangkai daun ada persamaannyadengan jaringan batang. Epidermis tangkai daun seperti pada batang. Sel parenkim tangkai daun seperti korteks yaitu berisi sedikit kloroplas. Jaringan penyokong pada tangkai daun adalah kolenkim dan sklerenkim. Berkas pengangkutnya kolateralseperti pada Ligustrum, bikolateral seperti pada Nerium, atau konsentris seperti pada Pteridophyta tertentu. Susunan jaringan pembuluh pada tangkai daun berbeda pada setiap tumbuhan. Apabila pada tangkai daun terdapat berkas pengangkut kolateral tunggal, floem ditemukan pada sisi abaksial. Apabila tersusun dalam cincin, floem terdapat di sebelah luar xilem, yaitu pada bagian tepi cincin.

Beberapa tumbuhan misalnya dalam Mimosa dan Albizzia dari Leguminosae, tangkai daun mempunyai pembengkakkanyang disebut pulvinus. Pulvinus berisi sejumlah besar parenkim dengan permukaan yang biasanya berkerut. Gerakan membuka dan menutup helai daun mungkin dirangsang oleh faktor dalam maupun faktor lingkungan, dan terjadi karena perubahan turgor sel pulvinus. Sel dalam pulvinus di sekeliling jaringan pembuluh relatif tidak berubah ketika terjadi gerakan helai daun.




6.    Sistem Pembuluh Daun
Jaringan pembuluh bersama dengan jaringan nonpembuluh di sekelilingnya sering dinamakan tulang daun atau vena. Susunan tulang daun pada daun disebut pertulangan daun atau venation.
Pada Angiospermae terdapat empat tipe pertulangan daun yaitu menyirip atau reticulate, sejajar atau pararel, menjari atau palmatus, dan melengkung. Tumbuhan Dikotil mempunyai pertulangan daun menyirip dengan tulang daun yang ukurannya berbeda, tergantung pada tingkat percabangannya. Tumbuhan Monokotil mempunyai pertulangan daun sejajar. Pertulangan sejajar juga ditemukan pada Dikotil tertentu, misalnya Plantago, Geropogon, dan Tragopogon. Pertulangan menyirip juga terdapat pada Monokotil tertentu yaitu genus Orchidaceae, seperti pada Smilax dan Arum.

Apabila pertulangannya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Pada daun tertentu, sejumlah tulang daun yang besar dapat dilihat tersebar seperti jejari dari pangkal helai daun menuju ke tepi daun. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang  besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil. Tulang daun kecil membentuk jaringan di antara tulang daun yang besar.
Tulang daun kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya serta membagi daerah mesofil. Daerah paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut areola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil. Tingkat percabangan dari ujung tulang daun ini berbeda pada daun tumbuhan yang berbeda. Misalnya, pada daun Euphorbia sangat banyak ujung buntu ditemukan dalam areola tunggal, pada Morus lebih sedikit, pada Quercus boissieri sangat sedikit, dan pada daun Quercus callipinus tidak terdapat ujung tulang daun buntu.
Pada Monokotil dengan pertulangan sejajar, tulang daun yang lewat sepanjang seluruh daun dapat sama atau berbeda ketebalannya. Apabila berbeda ketebalannya, tulang daun yang tebal dan tipis tersusun berselang-seling. Tulang daun yang di tengah merupakan tulang daun yang paling tebal.
Pada Ginkgo dan kebanyakan Pteridophyta, tulang daun tidak membentuk sistem tertutup karena cabang yang berdekatan tidak membentuk anastomosis. Pada daun, semua cabang terminal berujung bebas di dalam helai daun atau sepanjang tepinya. Pada kebanyakan daun pada tipe ini percabangan tulang daun dikotomi.
Kebanyakan kasus, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun Dikotil mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Tulang daun yang berukuran besar dan medium berisi pembuluh. Pada tulang daun yang terkecil, unsur trakea adalah trakeida dengan penebalan dinding berbentuk cincin atau spiral. Pada tulang daun yang kecil, sel parenkin kontak dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer. Sel transfer khusus berkembang dengan penonjolan dinding dan peningkatan permukaan dalam sel. Beberapa sel transfer seperti sel pengiring akibat hubungan ontogeni mereka pada unsur tapisan. Floem dekat ujung tulang daun hanya terdiri atas parenkim, tetapi pada beberapa Dikotil, misalnya Beta vulgaris, unsur tapisan dan tulang daun kecil mengiringi xilem ke tulang daun yang paling ujung.

7.    Berkas Pengangkut
Tulang daun yang besar dikelilingi oleh parenkim yang sedikit mengandung kloroplas. Tulang daun yang lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel parenkim yang disebut berkas pengangkut. Pada Dikotil, sel berkas pengangkut biasanya memanjang pada arah sejajar terhadap tulang daun. Sel berkas pengangkut berdinding tipis, mungkin berisi kloroplas sebanyak sel mesofil, atau sedikit, bahkan mungkin tidak mengandung kloroplas. Sering kali terdapat kristal.
Pada kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke epidermis pada satu atau kedua sisi daun. Sel parenkim yang mencapai epidermis ini disebut perluasan berkas pengangkut yang berfungsi dalam pengangkutan pada daun. Pada beberapa tumbuhan, perluasan berkas pengangkut mengiringi tulang daun hampir sepanjang daun, sedangkan pada tumbuhan yang lain tidak terdapat perluasan berkas pengangkut.
Berkas pengangkut juga terdapat dalam daun Monokotil, khususnya rumput-rumputan yang dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) lapisan. Lapisan berkas pengangkut di bagian luar terdiri atas sel parenkim dengan dinding tipis. Sel selubung berisi kloroplas sehingga mengandung tepung yang disebut selubung tepung. Sel selubung bagian dalam disebut selubung mestom, selnya lebih kecil dengan dinding tebal dan berisi lamela yang mengandung gabus. Selubung mestom analog dengan endodermis.

8.    Tipe Kranz dari Anatomi Daun

Lapisan sel mesofil yang berorientasi menjari mengelilingi berkas pengangkut disebut Kranz, dan tipe anatomi daunnya disebut tipe Kranz. Penamaan tipe Kranz anatomi daun mencakup mesofil dan berkas pengangkut

Sifat khas dari kloroplas C4 adalah adanya retikulum tepi yang terdapat dalam stroma tepi sebagai serangkaian tabung kecil yang beranastomosis, bersinambungan dengan envelop kloroplas. Retikulum tepi terlibat dalam pengangkutan bahan antara kloroplas dan sitoplasma.

C.  Jaringan Penyokong Daun
Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong yang lain adalah kolenkim. Selain kolenkim, pada mesofil daun juga ditemukan sklereida.










 









D.  Histologis Daun Gymnospermae
Sebagian besar Gymnospermae daunnya terlalu hijau dan xeromorf. Salah satu kekhususan daun Gymnospermae adalah adanya transfusi. Jaringan ini mengelilingi berkas pengangkut dan tersusun atas trakeida, parenkim, dan sel albumin. Jaringan transfusi beragam dalam jumlah dan susunannya, tergantung genusnya. Ada dua tipe daun Gymnospermae, yaitu tipe Cycas dan Conifer.
Daun pinus dan daun cycas tampak seperti kulit dan keras, sel epidermisnya berdinding tebal, mempunyai kutikula tebal, dan selanjutnya tersembunyi dan terdapat pada permukaan abaksial daun. Mesofil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim spons seperti pada Angiospermae. Hipodermis selapis (uniseriate) atau dua lapis (biseriate) terdapat diantara epidermis adaksial (atas) dan parenkim palisade. Protoxilem diiringi oleh sedikit parenkim yang terdapat pada sisi abaksial (bawah) dan metaxilem pada sisi adaksial. Xilem sekunder berkembang didekat floem dari kambium yang terletak diantara dua tipe jaringan pembuluh. Tulang daun dikelilingi oleh endodermis. Di bawah Floem terdapat satu lapisan sel parenkim transfusi.
Epidermis daun jarum (Conifer), misalnya pinus dan Cedrus, terdiri atas sel yang berdinding sangat tebal dan ditutupi oleh kutikula tebal. Stomata terdapat pada semua sisi daun dan melengkung ke dalam (kriptofor). Hipodermis terdiri atas sel epidermis yang mengandung liginin. Mesofil berasal dari sel parenkim.

Daun berasal dari primordium daun yang terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap yaitu:
1)   Inisiasi
Kegiatan pembelahan sel  yang paling awal terjadi pada meristem apikal berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan teori Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem yaitu lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian tepi dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada  di sebelah dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika dan beberapa lapis daerah korpus. Pada daerah tersebut sel selnya memebelah secara periklinal,sehingga akan menghasilkan massa sel yang menonjol kearah luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang  tampak pada (gambar  1.1a).

2)   Pembentukan Penyangga Daun
Sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga daun. Penyangga daun ini akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun. Pemanjanagn penyangga daun sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang terdapat pada puncak penyangga daun itu sendiri (gambar 1.1b). dengan demikian meristem yang terlibat dalam perkembangan daun adalah meristem apikal.

3)   Diferensiasi Awal
Penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt, jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri  dari protoderma, meristem dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas pengangkut daun (gambar 1.1c).

4)   Pembentukan Sumbu Daun
Sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut berperan sebagai  meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.

5)   Pembentukan Helai Daun
Selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel sel tersebut. Pada daun yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai daun. Pada penampang melintangnya, kedua sisi helai daun yang sedang  berkembang tampak bahwa protoderma menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan inisial submarginal.

6)   Histogenesis
Setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan jaringan penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.


Keterangan Gambar:
(a)  Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat pada sisi yang berlawanan.
(b)  Dua primordium muncul dari dua penyangga daun.
(c)   Dua primordium daun yang telah berkembang lebih lanjut tampak adanya untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas pengangkut pada batang.


F.   Pengguguran Daun

Penguguran daun merupakan fenomoena yang dialami oleh setiap tumbuhan. Pengguguran daun atau yang juga absisi terjadi dalam rangka perubahan keadaan pada pangkal tangkai dan helaian daun. Pengguguran daun juga dilakukan dengan tujuan menyediakan tempat bagi daun – daun baru yang akan tumbuh pada musim selanjutnya. Proses ini disebabkan oleh beberapa faktor diantarany faktor air, nutrisi, serta hormon pada tumbuhan. Gugurnya daun tidak hanya dialami oleh daun tua, namun juga daun – daun yang masih muda.
Pada tumbuhan gymnospermae dan dicotyledonae, gugurnya daun diawali dengan terbentuknya zona absisi (daerah pengguguran) pada pangkal tangkai atau helaian daun. Pada zona ini terdapat berkas – berkas pengangkut yang berukuran lebih kecil daripada berkas pengangkut yang ada pada organ tumbuhan lainnya, kemudian tidak ada jaringan penguat seperti kolenkim dan skelerenkim di zona ini. Selain terdapat berkas pengangkut. di zona ini pula terdapat sel – sel parenkim yang berdinding tipis, pipih, mengandung tepung, dan sitoplasma yang kental. Parenkim – parenkim tersebut terbentuk dari pembelahan antiklinal melewati tangkai daun. Ketika daun akan gugur, lamela tengah diantara beberapa sel tertentu di daerah distal zona absisi akan terurai. Terurainya bagian dinding sel ini, menyebabkan keadaan yang tidak seimbang antara daerah proksimal zona absisi yang semakin membesar dengan daerah distal zona absisi yang terus mengalami penuaan, dan akhirnya terjadilah pematahan pada pangkal tangkai daun.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Susunan anatomi pada daun meliputi epidermis, mesofil daun yang terdiri dari parenkim palisade, parenkim spons, berkas pengangkut, sistem pembuluh daun, dan struktur tangkai daun. Struktur anatomi antara daun xerofit dan hidrofit sangat berbeda karena struktur pada masing-masing tumbuhan bergantung pada fungsinya serta sebagai penyesuaian tempat hidupnya.


3.2 Daftar Pustaka
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar