Minggu, 14 Desember 2014

Etiket Tempel Herbarium Semarangense


HERBARIUM SEMARANGENSE
Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Gedung D11 Kampus Sekaran Gunungpati 50229
Semarang Indonesia
Date
31 Mei 2014
Collector
Agustina Adhi Suryani

 

Classification
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisi
: Spermatophyta
Divisio
: Magnoliophyta
Classis      
: Liliopsida
Subclassis
: Liliidae
Ordo
: Liliales
Familia
: Dioscoreaceae
Genus
: Dioscorea
Species
: Dioscorea hispida Dennst
Nama Lokal
: Gadung (Jawa), Gadu (Bima), Iwi (Sumba), Sikapa (Makassar).
Locality
Tepi Sungai Beringin, Jl. Beringin Asri RT.08/XI Wonosari, Ngaliyan Semarang
High : ± 100 mdpl
Description
Karakteristik tanaman :
Habitus herba merambat, berumur menahun (perenial), panjang ± 10 m. Akar serabut. Batang berkayu, silindris, membelit ke kiri, warna hijau, bagian dalam solid, permukaan halus/licin, berduri. Daun majemuk, duduk berseling, bertangkai, beranak daun tiga (trifoliolatus), warna hijau, panjang 20 - 25 cm, lebar 1 - 12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan melengkung, permukaan kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), muncul dari ketiak daun (axillaris). Buah lonjong, panjang ± 1 cm.
Used
Umbi Dioscorea hispida berkhasiat sebagai obat nyeri haid dan obat rematik
Remark
Kulit bunga jantan: Hijau
Compotition
Formalin 2%
Reference

Lembar Data Keselamatan Bahan Carmine





LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut Peraturan UE No.1907/2006

                                                       Revisi tanggal 27.5.2013
 


BAGIAN 1. IDENTIFIKASI BAHAN

1.1  Pengidentifikasi Produk
No katalog                                   115933
Nama produk                        Carmine (C.I. 75470) (Calcium-alumunium lacquer of Carminic Acid)
Sinonim                                      Cochineal(dye); Cochineal Red; Natural Red 4; Carminate Borax; Carmine 2G; Carmine 40; cochineal and carminic acid; Nacarat Cochineal.
No CAS                                       1390-65-4
No-EC                                          215-724-4
Rumus Molekul                           C44H37O27AlCa
Berat Molekul                              1.118,88 g/mol

1.2  Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan teridentifikasi          Reagen diagnostik in vitro, Reagen untuk analisis.
Untuk informasi tambahan mengenai penggunaan, silakan rujuk ke portal Merck Chemicals (www.merck-chemicals.com)
 

BAGIAN 2. IDENTIFIKASI BAHAYA

2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
      Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa

2.2 Elemen Label
      Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
      Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1272/2008
No-EC                   215-724-4
2.3 Bahaya Lain

    





                  
                   Iritasi                           Mudah terbakar
 

BAGIAN 3. INFORMASI SINGKAT BAHAN
Bahan kimia ini berwujud padat, dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan sebagai pewarna makanan dan minuman, yang mengubahnya menjadi

Selasa, 09 Desember 2014

MAKALAH KELENJAR



STRUKTUR JARINGAN HEWAN
  


KELENJAR

PERTUMBUHAN KELENJAR
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan substansi khusus untuk bagian lain dalam tubuh dimana substansi tersebut dikeluarkan melalui proses sekresi dan ekskresi. Kelenjar terbentuk dari sel-sel epitel yang mengadakan invasi kemudian memperbanyak diri (poliferasi) dan berdiferensiasi untuk membentuk kelenjar.
Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Krin berasal dari kata krinos yang berarti memisahkan atau menghasilkan. Kedua jenis kelenjar yang disebutkan di atas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan, yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya.
KLASIFIKASI KELENJAR
I.     KELENJAR EKSOKRIN


Kelenjar eksokrin mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya (ekskret) dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh, misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan,  misalnya pada kelenjar dinding usus. Getah dari kelenjar eksokrin biasanya berupa lendir atau lilin selain itu sekret yang dihasilkan juga dapat berupa enzim, keringat, atau ludah bahkan ada juga yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan sekret berupa racun. Sel-sel yang menghasilkan sekret tersebut dinamakan eksokrinosit.
Secara morfologi kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, kelenjar eksokrin dapat digolongkan ke dalam :

I.     Kelenjar uniseluler

Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala atau sel goblet, seperti contoh gambar.

II.  Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi :
1.    Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.

2.    Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat dan jumlahnya paling banyak.

Kelenjar multiseluler ekstraepitelial dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1)   Pars secretoria, yaitu bagian yang

Rabu, 03 Desember 2014

ANATOMI DAUN



MAKALAH
ANATOMI TUMBUHAN
DAUN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Perbedaan tipe daun (filome) Spermatophyta sangat beragam baik mengenai struktur dalam dan luar, maupun mengenai fungsinya.
Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoretis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Strukturjaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Sering kali jaringan fotosintesis bersama jaringan parenkin nonfotosintesis ditemukan bersama dalam daun dan korteks batang. Sifat yang penting dari daun adalah pertumbuhan apikalnya cepat berhenti.
Tipe daun dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu helai daun (foliage leaves) sebagai organ fotosintesis, katafil berupa sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, hipsofil yang merupakan braktea yang mengiringi bunga, serta kotiledon sebagai daun pertama dari tumbuhan.
1.2  Rumusan Masalah
1)   Jaringan apa saja yang menyusun tubuh daun?
2)   Bagaimana susunan anatomi pada epidermis daun?
3)   Bagaimana susunan anatomi pada mesofil daun dan apa saja bagian-bagian dari mesofil daun?
4)   Bagaimana anatomi dari jaringan penyokong daun?
5)   Bagaimana histologi dari daun Gymnospermae?
6)   Bagaimana cara perkembangan helai daun serta cara penggugurannya?
1.3  Tujuan
1)   Menyebutkan jaringan yang menyusun tubuh daun
2)   Menjelaskan susunan anatomi pada epidermis daun
3)   Menjelaskan susunan anatomi pada mesofil daun dan apa saja bagian-bagian dari mesofil daun
4)   Menjelaskan anatomi dari jaringan penyokong daun
5)   Menjelaskan histologi dari daun Gymnospermae
6)   Menjelaskan cara perkembangan helai daun serta cara penggugurannya


 
 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Epidermis Daun
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk, ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.
Kata epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = di atas / menutupi; derma = kulit). Jaringan epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi semua bagian tumbuhan yang masih muda. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki cirri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada yang  membentuk  lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya  daun keladi  dan daun pisang;  ada   yang berbulu  halus  misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan  modifikasi  epidermis  yang  berfungsi  untuk pertukarangas. Jaringan epidermis batang  ada  yang  membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau  membentuk rambut (trikoma)  sebagai alat  perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang  menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.

B.  Mesofil Daun
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan