Minggu, 13 April 2014

INTI SEL (NUKLEUS)



INTI SEL
(NUKLEUS)

Pendahuluan
Nukleus pertama kali diidentifikasi oleh Robert Brown pada tahun 1931. Selanjutnya banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk meneliti nukleus. Tahun 1910 Koosel meneliti komposisi kimianya, tahun 1924 R. Fuelgen dan H. Rossenbeak menemukan cara mengetes DNA, J.D Watson and Crick menemukan struktur DNA pada tahun 1953 dan di tahun 1957 A.R Todd menemukan adanya nukleotida pada nukleus.
Nucleus was first identified by Robert Brown in 1931. Furthermore many studies conducted to investigate the nucleus. 1910 Koosel examine its chemical composition, R. 1924 Fuelgen and H. Rossenbeak find ways of testing DNA, JD Watson and Crick discovered the structure of DNA in 1953 and in 1957 AR Todd find the nucleotides in the nucleus

Ciri-Ciri Umum Nukleus

Nukleus dijumpai pada hampir semua sel eukariota. Letak nukleus pada umumnya dapat diamati pada bagian tengah dari sel, tetapi ada pula inti yang letaknya di tepi sel, misalnya pada adiposit dan pada sel otot skelet. Letak ini dipengaruhi oleh aktivitas sel. Ada yang pada tingkat awal embrio berada di tengah, tetapi setelah deferensiasi nukleus berada di tepi. Nukleus tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap di dalam jaring-jaring yang terbuat dari filamen intermedia dan mikrofilamen.
            Nucleus found in virtually all eukaryotic cells. Location of the nucleus in general can be observed in the middle of the cell, but there is also a nukleus that is located on the edge of the cell, for example in adipocytes and in skeletal muscle cells. This layout is influenced by the activity of the cell. There are at an early stage embryos are in the middle, but after being on the edge of the nucleus differentiation. Nucleus cant move freely because trapped in nets made ​​of intermediate filaments and microfilaments.
Sel dengan nukleus tunggal (mononucleated cells) ditemukan pada sel hewan dan tumbuhan. Jumlah nukleus lebih dari satu dijumpai misalnya pada paramecium. Pada hewan ini ditemukan dua nukleus (dinuclei cells) yaitu makro dan mikro nukleus. Sedangkan sel dengan jumlah nukleus lebih dari dua atau lebih (polynucleated cells) dijumpai pada otot skelet sel hewan dan pada tumbuhan misalnya pada ganggang Vaucheria.
            Cells with a single nucleus (mononucleated cells) found in animal and plant cells. Number of nucleus is more than one instance found in paramecium. In these animals was found two nuclei (dinucleated cells): macro and micro nucleus. While the number of cells with more than two nuclei or more ( polynucleated cells ) found in skeletal muscle cells in animals and plants, for example in algae Vaucheria.
Bentuk nukleus pada umumnya ekivalen dengan bentuk sel. Bila sel berbentuk bulat atau kubus maka bentuk nukleus juga akan bulat. Jika sel berbentuk silindris atau prisma maka nukleusnya akan berbentuk lonjong. Sedangkan jika bentuk selnya pipih (squamosa) maka nukleusnya berbentuk discoidal. Pada sel leukosit dan Infusoria bentuk nukleus tidak beraturan. Sedangkan ukuran nukleus tergantung pada volume sel, jumlah ADN dan protein, serta berkaitan dengan perkembangan metabolisme sel.
            Form of the nucleus is generally equivalent to the shape of the cell. When the cells are round or cube it will also form the nucleus round. If cylindrical or prismatic cell nucleus will then tapered. Meanwhile, if the form of flat cells (squamous) the discoidal-shaped nucleus. On leukocyte cell nucleus and infusoria irregular shape. While the size of the nucleus depends on the cell volume, the number of ADN and protein, as well as related to the development of cell metabolism.

Struktur dan Fungsi Membran Nukleus
Struktur molekular membran nukleus sama dengan membran sel. Bahkan
juga dengan beberapa membran organela sel yang lain. Yaitu terdiri atas fosfolipid dan protein yang tersusun mozaik zalir. Membran nukleus terdiri dari dua lembar selaput yang saling berimpitan. Keduanya hanya dipisahkan oleh ruangan sempit yang disebut perinukleus. Lembaran yang di sebelah dalam disebut selaput dalam atau selaput nukleoplasma sedangkan lembaran yang di sebelah luar disebut selaput luar atau selaput sitosol.
Molecular structure of the nuclear membrane similar to the cell membrane. Even with some of the other cell organelle membranes. Which is composed of phospholipids and proteins are composed mosaic zalir. Nuclear membrane consists of two sheets of membrane are coincident with each other. Both are only separated by a narrow space called perinukleus. Sheets are on the inside is called membrane or membranes in the nucleoplasm whereas the outer sheet called outer membrane or cytosolic membrane.
Membran nukleus berpori. Pori-pori ini disebut pori nukleus. Pori nukleus ini terbentuk akibat menyatunya dwilapis lipid dari selaput nukleoplasma dan selaput sitosol. Jumlah pori kira-kira 10% dari luas permukaan inti. Adanya pori nukleus ini memudahkan pengangkutan bahan atau senyawa dari atau menuju ke sitoplasma.
Porous nuclear membrane. These pores called nuclear pores. Nuclear pore is formed by the merging of dwilapis lipid membranes and membrane nucleoplasm cytosol. Number of pores approximately 10% of the surface area of ​​the core. The existence of this nucleus pores facilitate transport of materials or compounds from or heading to the cytoplasm.
Selaput dalam atau nukleoplasma membran nukleus berlapiskan suatu anyaman setebal 10 sampai 20 nm. Anyaman ini terbuat dari filamen intermedia yang pada mamalia terdiri dari 3 protein yaitu lamin A, B, C. Anyaman filamen ini disebut lamina nukleus. Lamina ini dapat dipisahkan dari selaput nukleoplasma. Protein lamina ini berikatan dengan protein integral maupun perifer dari selaput dalam. Protein-protein lamina ini juga berikatan dengan benang-benang halus yang terdapat dalam nukleus.Benang-benang halus ini tak lain adalah kromatin. Lamina nukleus ini sangat dinamis artinya mudah terurai dan mudah terakit kembali. Misalnya pada saat pembelahan sel lamina ini oleh proses fosforilasi akan terurai menjadi lamin A fosfat, lamin C fosfat, dan lamin B yang tetap terikat pada selaput dalam. Bila pembelahan memasuki tahap akhir terjadi defosforilasi dan lamina nukleoplasma ini terakit kembali.
Nucleoplasm membrane or inner membrane in a wicker covered with 10 to 20 nm thick. This webbing is made of the intermediate filaments in mammals consists of three proteins, namely lamin A, B, C. Woven filaments is called lamina nucleus. Lamina can be separated from the membrane nucleoplasm. The lamina proteins bind to integral and peripheral proteins from the membrane. Lamina proteins also bind to the fine threads contained in nukleus.Benang-fine yarn is none other than chromatin. Nuclear lamina is very dynamic means readily biodegradable and easily assembled again. For example, when the lamina cell division by phosphorylation process will break down into lamin A phosphate, phosphate lamin C, and lamin B remains bound to the membrane. When the division entering the final phase of dephosphorylation occurs nucleoplasm and lamina is assembled again.
Selaput luar atau selaput sitosol nukleus berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma. Permukaan selaput sitosol ini penuh ditempeli oleh ribosom dimana protein disintesis. Protein yang disintesis ini akan dicurahkan ke dalam ruang perinukleus yang berhubungan dengan lumen retikulum endoplasma.
Outer membrane or cytosol nucleus membrane in direct contact with the endoplasmic reticulum. Cytosolic surface of the membrane is fully plastered by ribosomes where proteins are synthesized. Synthesized protein will be poured into the space perinukleus associated with the endoplasmic reticulum lumen.
Struktur membran nukleus yang sedemikian rupa tersebut ternyata berkaitan dengan fungsinya. Fungsi membran nukleus sangat rumit, di satu pihak selubung nukleus merupakan suatu pembatas, di pihak lain karena berpori maka juga berfungsi sebagai sarana pengangkutan antar kompartemen (ruangan). Berdasarkan strukturnya terdapat tiga cara pengangkutan dari dan ke sitoplasma. Cara pertama adalah dengan melewati pori nukleus. Cara kedua adalah pengangkutan melalui selaput dalam menuju ke ruang perinukleus dan diteruskan ke sisterna retikulum endoplasma. Cara terakhir adalah dengan jalan pinositosis.
Structure of the nuclear membrane in such a way that was associated with its function. Function of the nuclear membrane is very complicated, on the one hand the nuclear envelope is a barrier, on the other hand because it is porous it also serves as a means of transport between compartments (rooms). Based on the structure, there are three modes of transport from and to the cytoplasm. The first way is to pass through the pores nucleus. The second way is the transport through the membrane toward space sisterna perinukleus and forwarded to the endoplasmic reticulum. The final way is by pinocytosis.


Nukleolus, Struktur, dan Fungsinya
Nukleolus adalah istilah untuk anak inti. Nukleolus merupakan butiran bersifat asam yang berada di inti. Jumlahnya bisa 1, 2, atau 3 bergantung pada spesiesnya. Ukuran sebanding dengan aktivitas  sel. Sel aktif nukleolusnya besar misalnya pada oosit, sel neuron, dan sel sekretori. Pada sel tak aktif ukurannya kecil. Komposisinya terdiri dari protein, terutama protein fosfat, t-RNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, ADN, dan nukleotida.
Nucleolus is the term for the core child. An acidic nucleolar granules that are in the core. Number could be 1, 2, or 3 depending on the species. Size is proportional to the activity of the cell. Nukleolusnya active cell of the example in the oocyte, neuronal cells, and secretory cells. In the inactive cells of small size. Composed of protein, especially protein phosphate, t-RNA, phosphatase, nucleotide phosphorylase, ADN, and nucleotides.
Struktur nukleolus tersusun dari zona granuler, zona fibrilar atau nukleolonema, zona amorf, dan kromatin nukleolus. Zona granuler terdapat pada bagian tepi, butiran-butiran padat dengan ukuran sekitar 150-200 amstrong, serta mengandung protein ribonukleat. Zona fibrilar berupa serat-serat dengan ukuran 50-60 amstrong, terdiri dari protein ribonukleat. Selanjutnya adalah zona amorf. Zona ini hanya terdapat pada nukleolus tertentu. Yang terakhir adalah kromatin nukleolus yang tersusun dari  serat-serat tebal sekitar 100 amstrong, mengandung ADN pada bagian tertentu. Fungsi utama dari nukleolus adalah untuk pembentukan ribosom dengan cara perakitan protein ribosom dan r-RNA.
            Nucleolar structure composed of granular zone, zone or nukleolonema fibrilar, amorphous zone, and chromatin nucleoli. Granular zone located on the edge, solid grains with a size of about 150-200 Armstrong, as well as ribonucleic protein. Fibrilar zones form fibers with a size of 50-60 Armstrong, composed of ribonucleic protein. Next up is the amorphous zone. This zone is only found in certain nucleoli. The latter is composed of nucleolar chromatin fibers about 100 Armstrong thick, containing ADN in certain parts. The main function of the nucleolus is a way for the formation of ribosome assembly and ribosomal protein-RNA r.

Nukleoplasma
Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid. Di dalam nukleoplasma tersuspensi kromatin dan nukleolus. Komposisinya tersusun dari asam nukleat (DNA atau RNA) yang merupakan materi genetik, protein, dan garam-garam mineral.
Nucleoplasm is a transparent substance, semi-solid. Suspended in the nucleoplasm chromatin and nucleoli. The composition is composed of nucleic acid (DNA or RNA) which is the genetic material, proteins, and mineral salts.

Kromosom, Kromatin, dan Materi Genetik
Pada sel eukariota, materi genetik dikemas dalam genom-genom. Di sebagian besar genom tersaji dalam kesatuan-kesatuan kromatin. Setiap kesatuan yang merupakan bentuk padat dari kromatin disebut kromosom.  Bentuk dan ukuran kromosom berubah-ubah. Kromosom memiliki sepasang lengan, bersebelahan dan dipisahkan oleh suatu lekukan. Pada stadium metafase, kromosom mengalami replikasi sehingga setiap kromosom tersusun dari dua kromatida. Dua kromatida tersebut diikat oleh mikrotubula kinetokor pada daerah yang disebut sentromer, membentuk suatu lekukan sehingga tampak mempunyai dua pasang lengan.
On eukaryotic cells, the genetic material is packaged in genomes. In most of the genome is presented in units of chromatin. Any entity which is a solid form of chromatin called chromosomes. The shape and size of chromosome change. Chromosome has a pair of arms, contiguous and separated by an indentation. At the metaphase stage, so that each chromosome is replicated chromosome is composed of two kromatida. The two kromatida bound by kinetochore microtubules in a region called the centromere, forming a recess so that it appears to have two pairs of arms.
Sentromer berperan sebagai pusat gerakan kromosom selama stadium anafase. Pada saat interfase bentuk kromosom akan mennghilang. Akan tetapi sebenarnya tidak menghilang, hanya saja kromosom tersebut berubah menjadi filamen-filamen halus yang disebut kromatin.
Centromere acts as a central movement of chromosomes during anaphase stage. During interphase chromosomes form will mennghilang. But in fact do not disappear, it's just turned into a chromosome is fine filaments called chromatin.
Kromatin dibedakan berdasarkan daya serapnya terhadap larutan pewarna. Heterokromatin adalah kromatin yang menyerap warna dengan kuat, sedangkan eukromatin kurang kuat menyerap warna. Berdasarkan lokasinya kromosom dibedakan menjadi dua daerah yaitu kromatin nukleolus dan kromatin periferal. Kromatin nukleolus terdiri dari kromatin perinukleus yaitu kromatin yang berada di sekeliling nukleolus dan kromatin intranukleolus berada di dalam nukleolus. Kromatin periferal yaitu kromatin yang berikatan dengan membran sel. Kromatin nukleolus dan kromatin periferal termasuk heterokromatin.
Chromatin distinguished by the absorbance of the dye solution. Heterokromatin is chromatin that absorbs color with strong, while the less powerful eukromatin absorb color. Based on the chromosomal location is divided into two areas, namely chromatin nucleolus and peripheral chromatin. Chromatin nucleolus Chromatin consists of the chromatin perinukleus who clustered around the nucleolus and chromatin intranukleolus inside nucleoli. The peripheral chromatin chromatin that binds with the cell membrane. Chromatin nucleolus and peripheral chromatin including heterokromatin
Sebagai materi genetik heterokromatin dibagi menjadi dua yaitu heterokromatin fakultatif dan heterokromatin konstitutif. DNA pada heterokromatin konstitutif selamanya tidak aktif dan berada dalam keadaan mampat selama daur sel. Sedangkan DNA heterokromatin fakultatif tidak selamanya dalam keadaan mampat. Pada saat-saat tertentu kromatin ini terurai. Pada waktu terurai kromatin ini dapat disalin.
As heterokromatin genetic material is divided into two heterokromatin facultative and constitutive heterokromatin. DNA in constitutive heterokromatin not forever be in a state of active and compressed during the cell cycle. While DNA facultative heterokromatin not forever in a state incompressible. At certain moments this unfold chromatin. Decomposes at the chromatin can be copied.
Kromatin terdiri dari DNA, RNA, dan protein. Protein di kromatin terdiri dari histon dan non histon. Histon merupakan protein yang sangat basa, strukturnya sederhana, tersusun dari arginin dan lisin dalam jumlah yang cukup besar sekitar 24% mol. Sedangkan protein non histon, di dalam kromatin terdapat beberapa ratus protein non histon. Hampir 50% protein non histon adalah protein struktural, bersifat asam dan banyak dijumpai pada saat interfase. Protein non histon antara lain adalah aktin yang merupakan protein kontraktil. Protein non histon ada yang memiliki aktivitas sebagai enzim, antara lain polimerasi RNA, protease serin, transferase asetil, ligase, adenosin, diaminase, nukleofosforilase, dan guanase. Enzim-enzim ini berperan dalam proses replikasi DNA, transkripsi dan pengaturan mekanisme transkripsi.
Chromatin consists of DNA, RNA, and protein. Proteins in chromatin composed of histones and non-histone. Histones are highly alkaline proteins, simple structure, composed of arginine and lysine in large numbers about 24 mole%. While the non-histone proteins, in the chromatin are several hundred non histone proteins. Nearly 50% of non-histone protein is a structural protein, acidic and often found during interphase. Non-histone proteins such as actin which is a contractile protein. No non-histone proteins that have activity as an enzyme, such as RNA polymerase, protease serine acetyl transferase, ligase, adenosine, diaminase, nukleofosforilase, and guanase. These enzymes play a role in the process of DNA replication, transcription and regulation of transcription.
Kromatin apabila diamati dengan mikroskop elektron ternyata terdiri dari untaian manik-manik. Manik-manik tersebut berdiameter 10 nm, sedangkan untuk filamen penghubungnya berdiameter 2 nm. Manik-manik tersebut disebut nukleosom. Nukleosoma tersusun dari oktamer histon (4 pasang histon) yang disebut molekul pusat dan dililit oleh DNA setebal 2 nm. Rantai DNA mengelilingi histon dalam 2 lilitan, setiap lilitan mengandung 83 pasang basa. Jadi jumlah keseluruhan adalah 166 pasang basa dan 1 oktamer histon. Delapan buah oktamer histon pembentuk oktamer terdiri dari 4 pasang masing-masing H2A, H2B, H3, dan H4. Histon H1 tidak berada di pusat melainkan pada DNA perentang yang terjulur antara dua buah nukleosom. H1 berfungsi untuk mengunci pilinan DNA, apabila H1 dihilangkan maka pilinan DNA akan cenderung lepas. Kesatuan molekul pusat, DNA perentang dan histon H1 disebut mononukleosom.
Chromatin when observed by electron microscopy turned out to consist of strands of beads. The bead diameter of 10 nm, whereas for the connecting filament diameter of 2 nm. The beads called nucleosomes. Nukleosoma oktamer composed of histones (histone 4 pairs) and the central molecule called DNA wrapped by 2 nm thick. DNA around the histone chains in the 2 coils, each coil contains 83 base pairs. So the total number is 166 base pairs and 1 oktamer histones. Oktamer eight histones forming oktamer consists of 4 pairs each of H2A, H2B, H3, and H4. Histone H1 is not in the center but the extenders are stretched DNA between two nucleosomes. H1 serves to lock the DNA strands, if H1 eliminated the DNA strands will tend to loose. Unitary central molecule, DNA and histone H1 skelter called mononukleosom
Nukleosom untaian lurus membentuk solenoid. Kumpulan dari solenoid membentuk kromatin dengan diameter 10 nm, sedangkan pilinan untaian lurus membentuk kromatin dengan diameter 30 nm. Setiap putaran pilin terdiri dari sekitar 6 buah nukleosom. Kumpulan dari putaran pilin membentuk struktur yang disebut solenoid. Pembentukan struktur solenoid dipengaruhi oleh histon H1. Solenoid- solenoid satu sama lain dihubungkan oleh DNA tanpa nukleosom.

Nucleosomes straight strands forming the solenoid. Form a set of chromatin solenoid with a diameter of 10 nm, while the straight strands to form chromatin strands with a diameter of 30 nm. Each round consists of a gyre about 6 pieces of nucleosomes. Collection of round helical form a structure called a solenoid. Solenoid structure formation is influenced by histone H1. Solenoid-solenoid connected to each other by non-nucleosome DNA
DNA tersusun dari deoksiribosa fosfat yang terikat pada basa nitrogen. Basa yang terkait pada deoksiribosa fosfat adalah salah satu dari adenin, guanin, sitosi, dan timin. Adenin dan guanin disebut basa purin, sedangkan sitosin dan timin disebut pirimidin. Secara fisik DNA adalah molekul yang sangat panjang dengan rantai pokok untai ganda deoksiribosa yang dihubungkan oleh salah satu basa purin atau pirimidin, membentuk struktur pilinan ganda (Double Helix) dengan rantai deoksiribosa berada di luar. Kedua rantai deoksiribosa tersebut dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang terbentuk antara basa purin dari pilinan yang satu dengan basa pirimidin dari pilinan yang lain. Adenin (A) selalu berpasangan dengan Timin (T) sedangkan Guanin (G) selalu berpasangan dengan Sitosin (S/C).
DNA is composed of deoxyribose phosphate is bound to the nitrogen bases. Bases related to the deoxyribose phosphate is one of the adenine, guanine, sitosi, and thymine. Adenine and guanine bases called purines, while cytosine and thymine are called pyrimidine. Physically DNA is a very long molecule with a double strand chain deoxyribose subject are connected by either a purine or pyrimidine base, forming a double helix structure (Double Helix) with deoxyribose chain outside. Both the deoxyribose chain linked by hydrogen bonds formed between the purine bases of strands that one with pyrimidine bases of the other strands. Adenine (A) always pairs with Thymine (T), while guanine (G) always pairs with Cytosine (S / C)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar